Limbah Fashion Adalah

Limbah Fashion Adalah

Fast fashion punya andil besar

Dari tahun ke tahun, konsumsi produk pakaian terus meningkat. Salah satu penyebabnya adalah budaya fast fashion yang memproduksi berbagai model dalam waktu sangat singkat serta menggunakan bahan baku yang buruk dan murah.

“Karena harganya yang murah dan modelnya sedang tren, banyak anak muda yang tertarik untuk membeli pakaian dari merek-merek fast fashion tersebut,” tambahnya.

Dahulu, rata-rata brand merilis dua koleksi, yaitu koleksi musim panas dan musim dingin. Sekarang, frekuensinya bisa jauh lebih tinggi, bahkan ada brand global yang merilis hingga belasan koleksi per tahun. Ada pula yang mengeluarkan hingga lebih dari 40 koleksi.

Baca Juga: 5 Fashion Item Cowok yang Cocok Digunakan Cewek

Bentuk Limbah Fashion

Bentuk limbah fashion bukan hanya berbentuk barang-barang jadi atau sisa produksi, melainkan juga cairan. Cairan ini bersumber dari proses pewarnaan fashion. Pada prosesnya banyak industri fashion yang membuang cairan tersebut ke sungai tanpa melakukan proses-proses yang aman sebelum dibuang.

Studi yang dilakukan oleh Pusat Riset Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Februari 2022, di aliran sungai Citarum, Jawa Barat menemukan 70% bagian tengah sungai Citarum tercemar mikro plastik, yakni serat benang polyester bersumber dari industri fashion yang terdapat di sepanjang sungai Citarum.

Bentuk limbah dalam industri fashion bersumber dari sisa kain produksi di Industri, baik itu skala kecil maupun skala besar. Serta pakaian tak terpakai yang dibuang. Termasuk di dalamnya pakaian fast fashion yang digunakan oleh masyarakat. Karena pakaian tersebut mudah rusak setelah pemakaian dalam waktu singkat. Banyak masyarakat yang membuang begitu saja limbah dari pakaian tersebut.

Kandungan polyester dan nilon membutuhkan waktu 20-200 tahun untuk diurai oleh alam. Meski demikian, terdapat bahan pakaian yang bisa terurai dalam hitungan minggu hingga bulan. Seperti pakaian berbahan katun, terutama yang jika katun 100%. Dan juga pakaian berbahan linen yang dapat terurai dalam dua minggu.

Perilaku konsumen ikut berperan

Dinda mengamati, dari lingkungan teman-temannya saja, kebiasaan belanja baju luar biasa tinggi. Misalnya, temannya sengaja beli baju baru demi acara makan malam.

Padahal, koleksi bajunya sudah sangat banyak dan ia hanya akan memakainya satu kali itu saja sehingga dirinya menyarankan untuk memakai baju yang sudah dimiliki saja. Ia pun berbagi tips agar kamu gak perlu terus-menerus belanja produk fashion.

“Pilih produk fashion yang basic dalam warna-warna monokrom, seperti hitam dan cokelat sehingga bisa dikenakan di berbagai acara dan dipadankan dengan macam-macam aksesori. Basic item milik saya adalah jeans, kaus ketat atau tank top, dan sepatu putih. Kalau mati gaya, sepatu putih tidak pernah gagal jadi penolong,” ucapnya.

Ada beragam bentuk limbah fashion. Salah satunya adalah limbah cairan

Dewi menyebutkan, limbah fashion terdiri dari berbagai bentuk, yang di antaranya adalah limbah cairan. Bahkan, dua puluh persen limbah cairan di dunia berasal dari industri fashion.

Oleh karenanya, pewarnaan tekstil jadi polutan air terbesar kedua di dunia karena sisa air dari proses pewarnaan sering kali dibuang ke selokan dan sungai. Limbah ini mengandung zat-zat sisa pewarna kimia sintetis yang berbahaya bagi lingkungan.

Limbah fashion juga bisa berupa sisa kain dari produksi pakaian di pabrik berskala kecil dan besar serta pakaian tak terpakai yang kita buang. Masalahnya, sejumlah bahan pakaian terbilang sulit terurai secara alami.

Polyester dan nilon membutuhkan waktu 20-200 tahun hingga bisa terurai. Meski begitu, ada juga pakaian dari bahan kain bisa terurai secara alami, misalnya katun, terutama yang 100 persen. Katun bisa terurai dalam hitungan minggu hingga 5 bulan, sedangkan bahan linen bisa terurai dalam dua minggu.

Industri fashion merupakan salah satu kunci pembangunan ekonomi, akibatnya industri fashion juga menyumbang porsi yang besar terhadap limbah dunia. Pasar di industri fashion terus berkembang serta dengan adanya fenomena fast fashion memberi konsumen lebih banyak pilihan, memungkinkan mereka membeli lebih banyak pakaian dengan harga terjangkau. Akibatnya, akumulasi limbah fashion terus meningkat. Fenomena fast fashion ini membutuhkan suatu sistem yang dapat menangani limbah tekstil yang dihasilkan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan konsep circular fashion yaitu memperpanjang usia produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada agar dapat digunakan selama mungkin. Pada penelitian memakai limbah tekstil untuk 1 jenis kain pada 1 desain tas di Bayu Jahit, Surabaya adalah 500gr per bulannya. Sehingga dilakukan eksplorasi pengembangan material dari limbah yang terkumpul. Hasil dari pengembangan didapatkan data bahwa 10gr limbah dapat di daur ulang menjadi 400cm2 material kaku tipis <1mm bioplastik kentang dengan dengan Compressive strength sebesar 73.92 kg/mm2 dan Maximum Force 83.82 kg dengan sifat material transparan sehingga menjadi peluang pamanfaatan produk lampu yang tidak hanya memenuhi kebutuhan akan pencahayaan pengguna namun memiliki value tersendiri yaitu dengan penambahan repurpose material limbah tekstil yang digunakan.

Persona yang digunakan juga merupakan seseorang environmental enthusiast, bergaya chic, menyukai warna vivid, dan sangat menyukai dekorasi ruangan sehingga pengembangan konsep desain yang dipakai adalah scanty memphis dan hasilnya adalah produk aur lights. Satu set seri lampu Auriga dapat mengolah 36,6gr limbah tekstil yang namanya diambil dari sebuah rasi bintang berbentuk siklus tertutup dan diharapkan dapat selaras dengan tujuan produk aur lights yaitu menciptakan sebuah sistem circular fashion.

Sudah menjadi rahasia umum bila industri fashion merupakan salah satu sektor terbesar yang menunjang laju perekonomian dunia. Namun di balik itu semua ternyata industri fashion juga menyumbang limbah yang menimbulkan banyak permasalahan lingkungan bila tidak ditangani dengan cara yang baik lho.

Pengertian Limbah Fashion

Jadi yang dimaksud dengan limbah fashion sebenarnya merupakan bahan sisa buangan yang dihasilkan oleh industri gramen atau proses produksi konveksi (pakaian). Penimbunan limbah fashion ini berakibat terhadap semakin meningkatnya polusi, menimbulkan bermacam penyakit, serta menciptakan pemandangan yang tidak nyaman.

Sumber : https://www.redress.com.hk/

Limbah fashion sendiri secara umum bisa berasal dari dua sumber yang berbeda, yakni:

Menyadari bahwa sektor ini membawa dampak buruk bagi lingkungan, beberapa perusahaan komersial mulai melakukan pergerakan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan lebih lanjut yaitu dengan mempertimbangkan program daur ulang dan mengaplikasikan konsep sustainable dalam desain mereka.

Sumber : https://www.ecotextile.com/

Konsep sustainable itu sendiri bisa dikelompokkan lagi berdasarkan upaya aktif yang bisa dilakukan menuju pada gerakan kesadaran lingkungan yang lebih maju. Selain mengetahui asal usul bahan baku, konsumen dapat berpartisipasi untuk melestarikan lingkungan dengan melakukan 3R yaitu reduce, reuse dan recycle.

Sumber : https://www.cooperhewitt.org/

Dari segi bentuk yang dihasilkan limbah fashion sendiri secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu limbah cair yang dan limbah padat.

Sesuai dengan namanya limbah cair merupakan limbah berbentuk cairan yang dihasilkan oleh industri tekstil. Limbah cair ini umumnya berasal dari berbagai macam campuran bahan kimia dan juga air yang digunakan dalam proses pencucian, pembersihan, penyamakan dan juga pewarnaan.

Proses pembuangan limbah cair tidak boleh sembarangan karena akan sangat membahayakan lingkungan apabila dibuang langsung tanpa diolah terlebih dahulu. Maka dari itu dibutuhkan manajemen pengolahan limbah yang baik agar limbah cair tersebut aman untuk dibuang ke sungai ataupun laut.

Limbah cair dari pembuatan baju, celana, sepatu, tas sendiri tidak terlalu bermanfaat bagi manusia dan juga kehidupan lingkungan sekitarnya, karena memang hasil dari limbah itu hanyalah berupa cairan.

Limbah padat merupakan limbah berbentuk padat yang dihasilkan dari sisa produksi produk pakaian maupun produk pelengkap fashion lainnya. Contoh limbah padat yang paling banyak dihasilkan dari industri tekatil umumnya berupa:

Bahan-bahan tersebut dapat dikelompokkan sesuai material dan warnanya kemudian didaur ulang menjadi produk yang lebih bernilai tinggi.

Selain dihasilkan dari proses produksi, limbah padat pada prinsipnya juga bisa dihasilkan dari pakaian bekas yang sudah tidak terpakai entah karena modelnya sudah terlalu kuno, terdapat jahitan pakaian yang lepas, warna pakaian menjadi pudar atau masalah lainnya.

Daur ulang merupakan salah satu cara paling efektif yang dapat dilakukan untuk mereduksi limbah tekstil padat sehingga bukan hanya pencemaran yang akan berkurang akan tetapi juga dapat mengerakkan kegiatan yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Pemanfaatan Limbah Fashion

Pemanfaatan limbah fashion dalam bentuk padat masih dapat dilakukan, tetapi untuk pemanfaatan kembali limbah cair saat ini masih belum ditemukan solusinya. Buat anda yang penasaran seperti apa cara pemanfaatannya langsung simak pembahasan berikut yuk.

1. Bahan Kerajinan Tangan

Limbah fashion dalam bentuk padat dapat digunakan sebagai salah satu bahan utama pembuatan kerajinan tangan. Untuk memperoleh limbah fashion ini anda bisa membelinya di pabrik ataupun pengepul kemudian mengolahnya menjadi produk kerajinan tangan.

Material yang digunakan untuk kerajinan limbah tekstil terdiri dari dua macam yakni berupa limbah fashion recycle yang dapat didaur ulang dan limbah fashion reuse yang dapat digunakan secara berulang.

a. Limbah Fashion Recycle

Limbah fashion recycle (daur ulang) bisa berupa kain perca yang dibuat kembali menjadi sebuah lembaran kain dengan teknik patchwork yang menghasilkan aksesoris, tas laptop, tas, dompet, pouch, boneka dan sepatu.

Sumber : https://www.shelterness.com/

b. Limbah Fashion Reuse

Limbah fashion reuse (digunakan ulang) bisa berupa pakaian yang dirancang ulang menjadi baru dengan cara diperbaiki, diperbaharui warnanya dengan cara dicelup atau ditambahkan asesoris lain diatasnya.

Sumber : https://www.huffpost.com/

Sementara berdasarkan jenisnya, produk kerajinan yang dapat dihasilkan dari pengolahan limbah fashion secara keseluruhan dapat dibagi menjadi dua kategori, benda hias dan benda pakai.

Benda hias merupakan jenis kerajinan limbah fashion yang lebih mengutamakan unsur estetika atau keindahannya disamping kegunaannya. Misal gantungan kunci, boneka dan hiasan dinding.

Sumber : https://www.patchworkposse.com/

Benda pakai merupakan jenis kerajinan limbah fashion yang lebih mengedepankan nilai fungsi dari pada keindahan. Misal taplak meja, tutup kulkas, tutup televisi, hiasan dinding, gorden, bantalan kursi dan juga keset.

Sumber : https://www.homemadehomeideas.com/

Untuk menghasilkan produk kerajinan limbah fashion yang memiliki nilai keindahan sekaligus nilai estetis, dalam pembuatannya seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni seperti garis, bentuk dan komposisi warna kemudian mengembangkannya sesuai ide dan kreatifitas.

Limbah fashion padat juga dapat digunakan sebagai bahan pembuat kain pel. Meskipun pada dasarnya berbagai bentuk limbah padat dapat digunakan untuk membuat kain pel namun sebaiknya pilih kain sisa yang lembut seperti katun untuk membuat kain pel.

Sumber : http://quiltersenjoycolor.blogspot.com/

Cara pemanfaatan limbah fashion berikutnya yang bisa anda coba yaitu gunakan limbah padat untuk mengelap perabotan rumah tangga dan kaca. Bagi anda yang hobi otomotif, limbah ini juga dapat dimanfaatkan untuk memoles bodi kendaraan agar menjadi lebih bersih.

Daur Ulang Limbah Fashion

Memanfaatkan kain perca sebagai bahan utama produk kerajinan bisa dibilang menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Supaya kerajinan perca yang dihasilkan dapat difungsikan dengan baik oleh penggunanya, maka sudah semestinya bila produk limbah perca ini juga harus dibuat dengan cara yang tepat.

Kerajinan kain perca sendiri dapat juga dikategorikan ke dalam jenis kerajinan yang paling tua. Karena bahan baku utamanya diambil dari sisa kain produksi, maka ukuran dan potongannya pun bisa jadi tidak beraturan antara satu dengan yang lainnya bahkan corak kainnya terkesan “seadanya”.

Untuk mencapai standar produk yang berkualitas berikut kami bagikan beberapa proses kerja yang dapat diterapkan dalam mengolah kain perca.

Tertarik untuk membuat produk kerajinan tangan berbahan kain perca tapi masih bingung bagaimana cara mengolahnya?. Berikut kami bagikan beberapa ide kreasi kerajinan kain perca yang bisa anda coba.

1. Buat Kreasi Patchwork

Membuat kerajinan patchwork menjadi salah satu aktivitas menyenangkan yang biasa anda lakukan untuk mengurangi penumpukan sisa kain perca yang tak berguna. Lebih jelasnya simak Tutorial Membuat Kreasi Patchwork Dari Bahan Sisa Kain Perca.

Punya banyak sisa kain yang sudah tidak terpakai padahal potongannya masih lumayan panjang?. Dari pada dibiarkan menumpuk lebih baik gunakan kain tersebut untuk membuat Kreasi Kalung Cantik Dari Kombinasi Beads dan Kain Perca.

3. Pinchusion Sederhana

Kreasikan kain perca menjadi pinchusion sederhana untuk menempatkan jarum pentul ketika menjahit. Buat anda yang ingin mencobanya simak Cara Membuat Pinchusion Bunga Sederhana Dari Bahan Kain Perca.

4. Keset Dari Kain Perca

Limbah kain perca yang tidak berguna bisa dibuat menjadi beraneka ragam produk kerajinan sekaligus dekorasi rumah yang unik seperti halnya keset. Simak kembali Tutorial Membuat Keset Dari Kain Perca untuk mengetahui cara pembuatannya.

5. Inovasi Produk Rumah Tangga

Selain digunakan untuk membuat keset, kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai juga bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam Inovasi Produk Kerajinan Rumah Tangga yang bernilai tinggi.

6. Kreasi Sarung Bantal

Memanfaatkan kain perca sebagai bahan sarung bantal bisa menjadi alternatif pilihan yang tepat untuk mengurangi tumpukan limbah kain. Simak cara mudah Membuat Sarung Bantal Dari Kain Perca pada artikel fitinline terdahulu. Khusus untuk anda yang punya banyak koleksi pakaian namun desainnya sudah terlampau ketinggalan jaman jika hendak dipakai untuk masa sekarang, anda juga bisa memperbaharui model pakaian tersebut dengan menerapkan prinsip refashion yang memiliki kesamaan arti dengan remake, redo, remade atau revivy.

Terinspirasi untuk mengikuti trend daur ulang pakian bekas dalam kehidupan anda?. Berikut kami bagikan pula beberapa ide refashion baju bekas yang bisa anda coba.

1. Kreasi Kain Brokat Pada Baju Bekas

Memodifikasi baju yang kekecilan dengan cara menambahkan beberapa potong kain brokat bisa menjadi solusi paling tepat untuk menyelamatkan kembali pakaian lama atau baju bekas anda yang kualitas bahannya masih bagus.

2. Kreasi Side Stripe Pants

Ingin memiliki koleksi side striped pants tanpa harus mengeluarkan banyak biaya berlebih?. Coba saja buat kreasi side stripe pants sendiri dari celana lama anda. Untuk mengetahui cara membuatnya simak Tutorial Membuat Side Stripe Pants Dari Celana Jeans Bekas.

3. Crop Top Dari Legging Bekas

Jangan buru-buru membuang legging yang tidak terpakai, karena anda bisa menyulapnya menjadi crop top yang tidak kalah menarik. Untuk mengetahui cara pembuatannya simak tips Membuat Crop Top Dari Legging Bekas.

4. Menghias Pakaian Dengan Detail Patches

Cobalah trend Menghias Pakaian Lama Dengan Detail Patches untuk memperbaiki tampilan dari baju anda. Dengan sentuhan pathces yang unik pasti pakaian lama atau baju bekas yang anda miliki akan terlihat semakin menarik.

5. Kreasi Cold Shoulder Dari Dress Lama

Ingin memiliki busana cold shoulder tanpa harus mengeluarkan budget berlebih?. Sahabat Fitinline bisa membuat Kreasi Cold Shoulder Dari Dress Lama yang sudah tidak terpakai lho.

Kalau sahabat Fitinline mau membuat baju cold shoulder dengan pola yang sudah jadi anda bisa juga mendownload polanya Di Sini.

6. Kreasi Fringe Jeans Dari Celana Jeans Lama

Membuat Kreasi Fringe Jeans Dari Celana Jeans Lama juga bisa menjadi alternatif yang bisa anda coba untuk mendapatkan tampilan yang lebih gaya dan fashionable.

7. Kreasi Kaos V Neck dari Kaos Lama

Mau tampil lebih gaya dan trendy dengan kaos V neck tapi sayang kalau harus membeli kaos baru?. Coba saja untuk Memodifikasi Kaos Crew Neck Menjadi Kaos V Neck yang kesannya lebih feminin dan bisa memberikan ilusi jenjang pada bagian leher.

8. Buat Pouch Bag Dari Celana Jeans

Punya celana jeans yang masih bagus namun sudah lama tidak digunakan lagi?. Sahabat Fitinline bisa mencoba untuk Membuat Pouch Bag Dari Celana Jeans Bekas dengan cara yang cukup sederhana.

9. Polkadot Jeans Denim

Aplikasikan motif polkadot pada celana jeans untuk mengubah tampilannya agar makin menarik dan cukup unik. Kreasi Polkadot Jeans Denim ini bisa anda pakai untuk menemani aktifitas santai anda saat di rumah maupun jalan-jalan.

10. Kreasi Rok Dari Jeans Bekas

Punya celana jeans yang masih bagus namun sudah tidak digunakan lagi?. Mungkin anda bisa mencoba untuk membuat Kreasi Rok Dari Celana Jeans Bekas sebagai pelengkap gaya penampilan.

Demikian pembahasan singkat seputar bahaya limbah fashion dan cara pemanfaatannya yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak tentang tips dan trik seputar fashion yang tidak kalah seru simak terus artikel dari kami ya.

Industri fashion menjadi salah satu industri yang penyumbang limbah terbanyak di lingkungan. Mulai dari proses produksi, hingga sampai ke tangan konsumen. Limbah industri fashion menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan yang cukup sering ditemukan. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian penting bagi pemangku kepentingan.

Industri fashion memang menjadi industri yang disebut-sebut sebagai industri paling mencemari di dunia. Bahkan masuk dalam urutan kedua setelah industri minyak. Menurut UN Conference of Trade and Development (UNCTD) 2019 mengungkapkan, 10% emisi karbon bersumber dari Industri fashion.

Belum lagi, munculnya fenomena fast fashion, yang didefinisikan sebagai tren penggunaan pakaian dalam waktu singkat. Tidak hanya itu, produk dari industri fashion tren cepat di produksi dalam jumlah yang besar dalam waktu relatif singkat. Untuk menekan biaya produksi, industri fashion menggunakan bahan berkualitas rendah yang berpotensi pada pencemaran lingkungan yang besar.

Baca Juga: Langkah-Langkah Pengelolaan Limbah Industri Tekstil

Menyumbangkan Pakaian

Overstock produksi pakaian yang terjadi dapat dikurangi secara signifikan dan dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah. Para stakeholder harus sadar akan hal ini dengan melakukan produksi dengan perhitungan matang.

Jika terdapat produksi berlebihan, sebaiknya industri menyumbangkan pakaian tersebut kepada lembaga-lembaga yang terpercaya dan kepada masyarakat kurang mampu yang sulit dalam membeli pakaian

Luxury Brand Hugo Boss bahkan menggunakan sistem kekinian untuk mendorong pengurangan limbah dan menjadi industri yang ramah lingkungan. Cara Hugo Boss dengan tidak memberikan sampel fisik kepada pelanggan, tetapi mereka menggunakan monitor layar sentuh untuk menunjukan desain terbarunya, menghilangkan semua sumber daya yang diperlukan dalam produksi dan menghemat waktu dan uang.

Brand Gucci bahkan memiliki program Scrap-Less dimana penyamaan kulit menggunakan kulit yang telah dirawat. Sehingga Gucci menghemat limbah, air, energi, dan penggunaan bahan kimia dalam rantai pasokan kulit.

Baca Juga: Mengenal Karakteristik Limbah Cair, Nomor 3 Paling Sering Ditemui!

Dengan cara tersebut industri bisa lebih peduli terhadap lingkungan. Sehingga dampak yang ditimbulkan pun tidak secara signifikan. Selain itu, industri fashion juga perlu melakukan analisis dampak lingkungan dengan melakukan uji dan monitoring limbah industri fashion di sekitar industri

Untuk melakukan uji dan monitoring limbah industri fashion, Industri bisa menggandeng Laboratorium Lingkungan untuk mendapatkan hasil yang tepat dan akurat serta akuntabel bagi industri. Dapatkan informasi lengkap mengenai uji dan monitoring industri di PT Advanced Analytics Asia Laboratories. Dapatkan penawaran sekarang!!

Schoolmedia News, Jakarta – Tahukah kamu jika banyak sekali jenis limbah yang bisa merusak lingkungan? Salah satu limbah yang bisa merusak lingkungan dan jarang sekali disadari adalah limbah fashion. Apa itu limbah fashion? Limbah fashion dikenal juga dengan fast fashion. Fast fashion menjadi salah satu penyebab terbesar polusi limbah fashion yang dapat merusak lingkungan, seperti polusi air, tanah, maupun penghasil gas emisi rumah kaca yang dapat menyebabkan climate change (perubahan iklim).

Fast Fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memiliki berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak tahan lama. Industri fast fashion seringkali tidak memperhatikan dampak buruk terhadap lingkungan dan mengorbankan keselamatan para pekerjanya. Kebanyakan industri fast fashion terletak di Asia dan di Negara berkembang, seperti Bangladesh, India, bahkan Indonesia.

Oleh karena itu penting juga bagi kita untuk bisa berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Dengan modal suka mengoleksi fashion items, kita juga bisa menjaga keseimbangan lingkungan. Berikut cara mengurangi limbah fashion seperti Schoolmedia News rangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: Benarkan Makan Gorengan Bisa Buat Wajah Cepat Tua?

1.    Pertama-tama kamu bisa lakukan donasi baju. Bisa dimulai memberikan fashion items kamu ke orang-orang terdekat, atau bisa juga mendonasikannya ke berbagai online platform.

2.    Belanja baju bekas juga bisa jadi salah satu cara untuk mengurangi limbah fashion. Kalau kamu melakukan hal ini, sama aja artinya kamu sudah membantu mendukung sustainable fashion.

3.    Kalau kamu mau membeli baju atau aksesori, pilihlah kombinasi warna yang netral. Sehingga baju atau pun aksesori kamu ini bisa lebih bertahan lama untuk dipakai karena tidak sulit untuk memadu-padankannya.

4.    Hindari pakaian atau aksesori yang terbuat dari serat sintetis. Material ini sulit untuk diproses kembali sehingga cenderung lebih mudah untuk menjadi limbah fashion.

5.    Jangan ragu untuk mendaur ulang baju atau aksesorimu. Dari bentuk semula kamu bisa mengubahnya menjadi bentuk yang baru. Misalnya dari rok menjadi sarung bantal, dari kemeja menjadi tote bag, dari jaket menjadi bandana, dan lain sebagainya.

Pada zaman sekarang banyak sekali poduk-produk yang menggunakan bahan dari sampah daur ulang dalam membuat suatu benda. Sampah, daur ulang dan sampah daur ulang mempunyai pengertiannya masing-masing.

Sampah adalah bahan padat atau material yang sudah dibuang, tidak di inginkan kembali, atau sudah berakhirnya sesuatu dalam masa pakainya. Biasanya sampah berasal dari kegiatan pasar, perkantoran, kegiatan rumah tangga, puing-puing bahan bangunan, atau industri.

Daur ulang adalah suatu proses atau kegiatan utuk membuat suatu benda bekas atau yang sudah tidak terpakai menjadi benda yang bisa dipakai kembali.

Tujuan proses daur ulang adalah untuk membuat sampah yang masih layak pakai dapat berguna kembali. Dan juga dapat mengurangi penggunan bahan baku yang dipakai atau bahan baku yang baru.

Sampah daur ulang sendiri memiliki pengertian sebuah proses dimana untuk menjadikan  suatu bahan tidak terpakai atau bahan bekas menjadi bahan yang baru atau layak pakai kembali.

Tujuannya adalah agar sampah yang masih bisa terpakai menjadi lebih berguna. Dan dapat mengurangi pengunaan bahan dalam pembuatan produk baru, dapat  juga untuk menghemat energi, mengurangi polusi udara yang ada, mengurangi kerusakan lahan yang terjadi, dan emisi gas rumah kaca yang ada.

Sampah memiliki banyak jenis dan biasanya dalam daur ulang sampah hanya sampah-sampah yang masih bisa untuk didaur ulang kembali, biasanya sampah plastik yang biasa dapat untuk didaur ulang untuk membuat sebuah produk baru.

Styrofoam juga bisa di daur ulang kembali, sampah dari kain-kain bekas juga masih bisa untuk didaur ulang atau diolah kembali untuk menjadi barang yang kembali memiliki kegunaan.

Sampah plastik juga memiliki pengertian tersendiri dimana plastik memiliki artinya sendiri, dimana plastik adalah polimer atau merupakan rantai panjang atom yang saling mengikat satu sama lain. Rantai tersebut dapat membentuk banyak molekul monomer atau berulang.

Plastik umumnya terdiri dari oksigen, nitrogen, chlorine, belerang di tulang belakang, atau dari polimer karbon.

Sampah yang dapat didaur ulang akan menghasilkan produk-produk baru seperti pajangan rumah, pot bunga, dan beberapa  barang kerajinan lainnya. Selain barang kerajinan yang dapat dihasilkan dari proses daur ulang, fashion juga merupakan salah satu hal yang bisa dibuat menggunakan sampah daur ulang.

PERKEMBANGAN INDUSTRI FASHION

Berbicara mengenai fashion tidak akan pernah ada habisnya. Dari zaman ke zaman perubahannya begitu terasa. Fashion pun dari awal perkembangannya hingga sekarang memiliki makna tersendiri.

Mulai dari awal-awal berkembangnya fashion yang menunjukkan status seseorang hingga menjadi tontonan dan selera bagi banyak orang. Dulu mungkin hanya segelintir orang saja yang bisa memakai pakaian bagus, tetapi sekarang semuanya bisa menikmati sesuai selera.

Fashion bukan lagi menjadi kebutuhan sandang, tetapi bisa mendatangkan uang. Jika berbicara tentang pendapatan maka kita akan masuk kepada ekonomi. Sesuatu yang menjadi baru dalam satu dekade ini adalah ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif sendiri merupakan konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama.

Ekonomi kreatif saat ini sedang gencar diberlakukan di Indonesia, bahkan sudah ada menteri yang menaungi ekonomi kreatif sebagai program negara. Pasalnya ekonomi kreatif menjadi sumber pendapatan yang besar bagi negara Indonesia.

Fashion berkontribusi sangat penting di dalam perekonomian dunia. Saat ini, inustri fashion bergerak maju dengan kecepatan yang lebih seiring dengan perkembangan ekonomi dan teknologi dunia yang kian berkembang pesat juga. Pada tahun 2018, industri fashion mampu berkontribusi sebesar 18,01% atau sekitar Rp116 triliun terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Tren fashion yang berkembang dari zaman ke zaman dapat meningkatkan ekonomi dikarenakan kegiatan konsumsifitas yang terus berjalan selama adanya tren fashion terbaru. Industri fashion selalu dapat memberikan hal baru yang kreatif dan selalu berbeda dari masa ke masa.

Fashion sendiri merupakan sebuah industri yang tidak akan pernah berhenti untuk berkembang. Karena akan terus ada konsumen-konsumen yang membutuhkan produk fashion, entah itu pakaian, tas, sepatu, ataupun perhiasan.

Produk fashion biasanya akan lebih banyak dilirik oleh konsumen jika produk tersebut memiliki gaya yang apik, nyentrik, original, kekinian, serta dapat menciptakan sebuah tren yang baru. Konsumen akan lebih memilih untuk menggunakan fashion terbaru dari pada fashion yang lama.

Fashion lama akan terkesan kuno dan ketinggalan zaman. Karena itu, konsumen lebih memilih fashion yang paling baru agar gaya penampilannya dapat terlihat lebih glamor, fresh, dan juga terlihat mengikuti perkembangan zaman.

Dalam mempertahankan perkembangan di industri fashion, pelaku industri fashion harus memberikan inovasi-inovasi baru pada desain. Karena desain dari sebuah industri fashion merupakan daya tarik utama para konsumen.

Selain dilihat dari desain yang baru dan berbeda, pemilihan bahan dari produk fashion tersebut juga mempengaruhi daya tarik konsumen. Bahan yang digunakan dalam produksi fashion biasanya merupakan bahan yang dapat digunakan secara nyaman.

Perkembangan industri fashion di dunia, menyebabkan meningkatnya produksi fashion yang sangat cepat. Memproduksi fashion dalam jumlah yang besar mengakibatkan peningkatan produksi limbah.

Jika bahan yang digunakan dalam produksi fashion merupakan bahan yang dapat memproduksi banyak limbah, maka perkembangan industri fashion juga memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan. Dalam hal ini, limbah yang dikeluarkan dalam memproduksi fashion menjadi penyumbang polusi dan limbah terbesar di dunia.

Kali ini fashion yang dibahas bukan sekadar pakaian-pakaian yang berbahan tekstil, tetapi fashion daur ulang. Mengapa? Seperti kita tahu pencemaran alam banyak terjadi dan dipengaruhi oleh penggunaan manusia akan pakaian-pakaian berbahan tekstil. Maka dari itu, perlu melakukan Langkah konkret yaitu dengan mengubah pakaian berbahan tekstil dengan pakaian daur ulang

MASALAH DAN SOLUSI DALAM PERKEMBANGAN FASHION

Merujuk data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), secara global industri mode melepaskan setengah juta ton serat mikro sintesis ke laut setiap tahunnya. Karena itulah, suistainable fashion atau gaya busana berkelanjutan menjadi agenda penting untuk masa depan Indonesia juga dunia.

Patut disyukuri berbagai kampanye menjaga lingkungan kini telah menjadi tren dan mulai booming di kalangan anak muda, mulai dari kesadaran meninggalkan sedotan plastik dan menggantinya denggan sedotan stainless, mengisi ulang botol air, hingga pemilihan busana berkelanjutan alias sustainable fashion.

Seperti kita tahu pencemaran alam banyak terjadi dan dipengaruhi oleh penggunaan manusia akan pakaian-pakaian berbahan tekstil. Maka dari itu, perlu melakukan langkah konkret yaitu dengan mengubah pakaian berbahan tekstil dengan pakaian daur ulang.

Dengan teknologi baru dan juga kreativitas, sampah plastik bisa diolah menjadi banyak benda baru yang lebih bermanfaat. Sebelumnya sudah banyak yang mengolah limbah plastik menjadi aneka kerajinan rumah tangga, tetapi limbah plastik juga bisa diolah menjadi sepatu, tas, pakaian dan kerajinan fashion lainnya.

Sustainable fashion sendiri merupakan konsep fashion berkelanjutan yang ramah lingkungan, alam, dan kesehatan, yang saat ini tengah gencar digalakkan oleh para pegiat industri fashion, termasuk para desainer.

Berbagai busana berkonsep sustainable fashion dengan cara meng-upcycle pakaian lama menjadi bentuk baru atau cara pakai yang berbeda. Saat ini juga sudah banyak fashion show yang menampilkan pakaian, tas, dan aksesoris lainnya yang terbentuk dari daur ulang sampah.

Contohnya yaitu pakaian dan tas yang terbuat dari plastik bekas, pakaian yang terbuat dari kertas, aksesoris berupa kalung atau gelang dari botol bekas, atau juga sepatu yang terbuat dari limbah botol plastic seperti yang dilakukan oleh merk sepatu Adidas.

Terdapat banyak kendala yang dihadapi saat melakukan daur ulang sampah menjadi suatu kerajinan di bidang fashion, salah satunya adalah keterbatasan fasilitas pengolahan sampah dan kemampuan pengolahan yang kurang baik sehingga memengaruhi kualitas produk daur ulang menjadi kurang menarik.

Proses pengolahan sampah dilakukan biasanya tidak variatif dan terkesan monoton. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan sebuah alternatif desain yang mampu meningkatkan kualitas produk daur ulang sampah memiliki nilai estetis tinggi namun dapat diperoleh melalui teknik sederhana yang mudah diaplikasikan pada industri daur ulang.

H&M RILIS PRODUK RAMAH LINGKUNGAN

Salah satu brand fast fashion ternama H&M berpartisipasi menjaga lingkungan melalui edisi FW20. Mereka merilis koleksi Conscious Exclusive A/20 A atau musim gugur dan musim dingin di tahun 2020. Keunikan dari koleksi H&M ini Mereka menggunakan limbah untuk dijadikan sebagai bahan utama baju dan juga aksesoris.

Hal ini dikarenakan adanya krisis iklim yang sudah menjadi perbincangan yang cukup banyak diperhatikan oleh banyak kalangan, mulai dari anak kecil yang masih sekolah, hingga segelintir orang dewasa. Apalagi semenjak Greta Thunberg yaitu seoarang aktivis lingkungan muda yang kerap kali speak up tentang isu ini.

Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi H&M mengikuti agar sadar akan dampak perusahaannya terhadap lingkungan. Pada edisi FW20 ini mereka merilis artikel untuk perempuan dan juga pria dari bahan utama mereka berupa limbah yang sustainable.

Salah satu yang mereka buat adalah jacquard kuning dan bisa digabungkan dengan gaun untuk dalam berbagai warna; dari hitam, kuning, dan hijau yang lembut, dan beberapa diberi motif floral.

Sementara untuk pakaian pria sendiri, H&M membuat jas, tuksedo, kemeja, dan jaket jacquard kuning. Tidak hanya pakaian, mereka juga membuat beberapa aksesoris yang tentunya hasil dari daur ulang seperti  kaca mata hitam yang terbuat dari bahan yang sebagian dari limbah biomassa, lalu ada kalung choker, anting, klip sepatu ya semua itu terbuat dari limbah seperti kaca daur ulang, kaleng, plastik dan macam-macam limbah lainya.

Hal terakhir yang melengkapi koleksi FW20 H&M dan cukup menjadi bahan perhatian yakni pembuatan sepatu dari VEGEA , sebuah sepatu kulit vegan yang terbuat dari limbah produksi anggur seperti kulit anggur nya.

Terdapat pula kain yang diproses secara inovatif yakni berbentuk bubur kayu dari sumber berkelanjutan atau yang menggunakan proses garment-to-garment yang unik. Dengan adanya proses ini mampu mengubah limbah tanaman pangan menjadi serat alami.

Dengan adanya mereka menciptakan pakaian penuh transformasi seperti ini, mereka memiliki kesempatan untuk speak up kepada pelanggan mereka. Mereka juga berharap limbah dapat menjadi bagian dari masa depan fashion yang berkelanjutan.

Melalui koleksi ini pula mereka sangat ingin menyampaikan pesan serupa kepada para pelanggannya agar mengurangi pemborasan yang sering terjadi ketika kita membeli sebuah pakaian. Walaupun dari bahan limbah, bahan pakaian ini mampu menampilkan volume dramatis, bentuk berstruktur lembut, dan kerutan glamor dengan nada edgy.

TUGAS UAS EKONOMI KREATIF

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

KELOMPOK F Kelas D: Malya Enggar (200907353), Diva Savira Saleh P. (200907355), Rhenantya Rezky D. (200907350), Damaris Fanuelle K. C. (200907314), Gabriel Haris Putra P. (200907326)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Beauty Selengkapnya

Tumpukan limbah fast fashion (Sumber: https://phys.org/)

Kampus ITS, Opini — Munculnya tren mode yang silih berganti tidak lepas dari gaya hidup konsumtif yang berkembang di kalangan masyarakat. Tren tersebut didukung oleh produsen lini mode ternama, berlomba-lomba memproduksi pakaian musiman terbaiknya. Namun, masyarakat masih belum menyadari terkait berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari fenomena fast fashion ini telah secara signifikan mencemari bumi kita.

Fenomena fast fashion dapat didefinisikan sebagai produk industri garmen yang ditujukan untuk jangka waktu pemakaian yang singkat. Bukan hanya itu, produk garmen ini diproduksi dalam jumlah yang melimpah dengan waktu relatif cepat. Untuk menekan biaya produksi digunakan bahan berkualitas rendah yang justru berpotensi mencemari lingkungan.

Sayangnya tidak banyak pihak yang menaruh perhatian pada limbah fast fashion ini. Hal tersebut dibuktikan dengan masih maraknya produk fast fashion yang terbuang dan menjadi limbah. Co-Founder dari Our Reworked World, Annika Rachmat menyampaikan data temuannya, yaitu sebanyak 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya menjadi limbah tekstil.

Dampak yang dihasilkan limbah fast fashion tidak main-main. Dibuktikan dengan data yang diperoleh Direktur Asosiasi Daur Ulang Tekstil Inggris, Alan Wheeler. Ia menyampaikan bahwa industri pakaian telah berkontribusi sebagai penyumbang polusi terbesar kedua di dunia. Ia juga menambahkan bahwa sebanyak 1,2 miliar ton emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh industri tekstil di dunia.

Perbandingan emisi gas rumah kaca poliester dengan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara (Sumber: World Resources Institute)

Lebih lanjut terkait dampak lingkungan yang dihasilkan oleh limbah tren mode ini telah tampak di depan mata. Salah satu contohnya adalah pencemaran air. Studi yang dilakukan Pusat Riset Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada bulan Februari lalu, menemukan sebanyak 70 persen bagian tengah Sungai Citarum tercemar mikro plastik, berupa serat benang polyester. Hal tersebut diperkuat dengan keberadaan industri tekstil  di kawasan tersebut.

Kandungan mikroplastik mengancam kehidupan biota di Daerah Aliran Sungai Citarum. Kerusakan yang terjadi berupa kecacatan hingga kematian ikan dan kerang di Sungai Citarum. Selain itu, penggunaan air Sungai Citarum untuk mandi dan mencuci baju oleh warga sekitar juga berpotensi memunculkan berbagai penyakit.

Ikan mati di Sungai Citarum diakibatkan oleh limbah berbahaya (Sumber: https://news.detik.com/)

Tidak berhenti disitu, kurangnya edukasi masyarakat terkait pemisahan jenis sampah juga turut memperburuk keadaan. Contohnya, perilaku masyarakat yang tidak membuang limbah pakaian pada tempatnya sehingga menyulitkan proses pemilahan sampah yang berujung pada pencemaran lingkungan.

Berbagai industri garmen ternama yang turut berkontribusi dalam tren fast fashion ini telah melakukan upaya dalam menurunkan jumlah limbah pakaian. Contohnya adalah H&M yang menyediakan tempat daur ulang pakaian bagi pelanggan yang ingin membuang pakaian yang tidak lagi digunakan.

Selain itu United Nations menyarankan penggunaan bahan eco-friendly untuk menjadi terobosan industri mode ternama sebagai upaya mengurangi limbah tekstil. Selanjutnya, konsumen sebagai subjek utama tren fast fashion dapat berkontribusi dengan mengurangi jumlah pembelian pakaian baru.

Terakhir, diperlukan sinergi antara produsen garmen dan masyarakat untuk bekerja sama mengurangi jumlah limbah fast fashion. Dapat dimulai dari diri sendiri dengan mengubah gaya hidup konsumtif dan hanya membeli seperlunya. Sedangkan produsen garmen dapat berkontribusi dengan mempertimbangkan jumlah dan bahan dari pakaian yang diproduksi agar tidak berakhir menjadi limbah. (*)

Ditulis oleh: Prasasti Nur Rahmania Ramadani Mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Angkatan 2022 Reporter OJT ITS Online

UN Conference of Trade and Development (UNCTD) 2019 mengungkap, fashion adalah industri paling berpolusi kedua di dunia setelah industri perminyakan. Faktanya, sepuluh persen dari emisi karbon yang memengaruhi krisis iklim dihasilkan dari industri fashion.

Bahkan, jumlah emisi karbon dari industri fashion lebih besar daripada total emisi yang dihasilkan dari gabungan industri jasa pengiriman dan penerbangan. Ini berarti industri fashion berperan besar dalam mendorong terjadinya perubahan iklim.

Masalahnya, di masa mendatang, generasi muda akan menjadi yang paling terdampak oleh perubahan iklim tersebut. Maka, sejak sekarang mereka perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya beraksi dan berkolaborasi dalam memperlambat perubahan iklim.

“Kecenderungan generasi muda mengonsumsi fast fashion kemudian mendorong Generasi Nol Emisi meluncurkan kampanye #MakinBelelMakinNyaman melalui media sosial pada awal 2022. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya limbah fashion dengan tetap merawat pakaian-pakaian lama,” kata Dewi Rizki, Program Director for Sustainable Governance Strategic KEMITRAAN.

Apakah kamu juga tertarik untuk diet baju dan produk fashion lain? Sebelum itu, yuk ketahui dahulu lima fakta penting tentang limbah fashion berikut ini.

Limbah fashion bisa ditekan

Jika sangat perlu belanja baju, Dewi menyarankan agar kamu memastikan semua diproses secara bertanggung jawab. Pastikan pakaian tersebut diproses secara berkelanjutan, misalnya memakai bahan daur ulang dan dibuat dari bahan yang tahan lama.

“Mengurangi sampah fashion adalah aksi sederhana yang bisa kita lakukan untuk memperlambat perubahan iklim. Jadi, mari menunjukkan rasa cinta pada bumi dengan mengurangi belanja produk fashion, merawat pakaian dengan baik, dan memodifikasi pakaian lama. Semakin banyak anak muda terlibat, dampak perubahan iklim pada dunia dapat makin diperlambat,” ucap Dewi.

Itu dia beberapa fakta penting tentang limbah fashion yang perlu kamu ketahui. Sebagai pengaruh paling besar munculnya limbah, sebaiknya pertimbangkan juga untuk membeli pakaian yang hanya dibutuhkan saja, ya!

Baca Juga: 6 Istilah Umum Fashion dalam Bahasa Prancis, Fashionista Wajib Paham

We think you have liked this presentation. If you wish to download it, please recommend it to your friends in any social system. Share buttons are a little bit lower. Thank you!

Bagaimana Solusi Bagi Industri Fashion

Source: Thenewdaily.com.au

Beberapa pakaian yang tidak terjual banyak yang dibakar oleh pemilik produk, bahwa pada 2017 salah satu Brand Fashion ternama asal Swedia H&M terungkap membakar 12 ton pakaian yang tidak terjual sejak 2013. Tentu kelebihan produksi tersebut membuat kerusakan pada lingkungan.

Lalu, bagaimana solusi bagi Industri fashion untuk mengatasi hal ini?

Ada beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan oleh industri fashion:

Masalah Limbah Industri Fashion

Limbah dari industri fashion atau tekstil memang menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Dikatakan, pada rentang waktu 2015-2030 akan ada peningkatan limbah pakaian hingga 60% atau 57 juta ton limbah yang dihasilkan setiap tahunnya. Akan mencapai total tahunan hingga 148 juta ton.

Hal ini terjadi dari hulu hingga hilir. Bahkan sampah pakaian tidak akan hanya disebabkan oleh para produsen, tetapi juga terdapat andil besar dari para konsumen. Oleh sebab itu, masalah limbah fashion benar-benar perlu ditangani dengan baik dan serius oleh semua pihak, terutama mencegah produksi fashion yang begitu cepat.

Belum lagi masalah limbah cair, dimana industri fashion untuk menghasilkan satu buah produk saja memerlukan ribuan liter air. Air yang sudah tidak terpakai tersebut akan mengalir ke lingkungan dan dapat merusak keragaman hayati dari lingkungan tersebut.

Mengutip dari Earth.org, dibutuhkan 20 ribu liter air hanya untuk memproduksi 1 kilogram kapas.

Berdampak pada krisis iklim

Dewi menjelaskan, emisi karbon yang sangat besar dari industri fashion terjadi pada setiap tahap rantai pasokan fashion dan siklus produk. Tetapi, 70 persen emisi karbon berasal dari kegiatan hulu, seperti produksi dan pemprosesan bahan mentah.

Gak hanya itu, dampak fashion terhadap krisis iklim antara lain juga terkait dengan air, bahan kimia, penggundulan hutan, limbah tekstil, serta mikroplastik yang gak bisa terurai secara alami. Di sisi lain, industri fashion juga menyerap begitu banyak sumber daya air.

Sebagai gambaran, produksi satu potong jeans membutuhkan 7.500 liter air. Ini setara dengan rata-rata jumlah air minum yang kita konsumsi selama tujuh tahun.

Sementara itu, produksi sehelai kaus katun memerlukan 700 galon air, yang setara dengan kebutuhan air minum seseorang per hari (8 gelas) selama 3,5 tahun. Gak aneh jika industri fashion menjadi konsumer terbesar kedua dalam penggunaan suplai air dunia.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

“Salah satu sumber terbesar mikroplastik adalah serat tekstil. Saat ini, 63 persen pakaian terbuat dari kain sintetis atau campuran. Hasil pencucian pakaian dari bahan sintetis dalam setiap beban pencucian, akan menghasilkan lebih dari tujuh ratus ribu serat mikroplastik, yang akan langsung mengalir ke pembuangan air dan bermuara di laut,” kata Dewi.

Anda mungkin ingin melihat